Minggu, 17 April 2016

LUDRUK, Drama tradisional asal Jawa timur


        Malang, Jawa Timur (26/03/2016) Sebagai seorang mahasiswa tentunya tidak akan terlepas yang namanya kesibukan, entah itu kuliah, mengerjakan tugas atau sibuk organisasi. Tidak ada salahnya jika kita mencari sebuah hiburan yang dapat merilekskan tubuh serta pikiran kita. Salah satu hiburan yang diselenggarakan di kota malang tempo hari lalu yakni hiburan yang disuguhkan oleh sekolompok grup kesenian Armada. Bukan sebuah nama grup band yang menyanyikan lagu-lagu para kawula muda. Melainkan grup ini adalah sebuah kelompok yang menyuguhkan cerita Ludruk yakni kesenian khas milik Jawa Timur.   
paduan suara para sinden
Grup kesenian yang diberi nama Armada ini mulai berdiri pada tanggal 12 Oktober 1975 yang dipelopori oleh bapak Bagor Mustadjab. Usaha beliau memulai usaha pertunjukkan Ludruk dari panggung ke panggung membuahkan hasil, puncak kejayaan Ludruk Armada ini terjadi pada tahun 80an, dimana banyak sekali permintaan dari warga terutama dari suku Tengger daerah Bromo termasuk Malang, Pasuruan, Probolinggo dan Lumajang. Usaha tersebut terus dirintisnya hingga ajal menjemputnya sehingga istrinya yakni Eni Suryati menggantikan posisi bapak Bagor. Setelah sang istri meneruskan perjuangannya kini pemilik dari grup kesenian ini jatuh ke tangan putranya yang pertama yakni Eros Djarot Mustadjab yang bertahan hingga sekarang dengan jumlah personil 110 orang.
tarian Remo sebagai pembuka

Pertunjukkan Ludruk ini dilaksanakan di suatu tempat di kota Malang yakni di Taman Krida Budaya. Pertunjukkan dimulai tepat pada pukul 8 malam. Penonton yang antusias sudah mulai memadati tempat duduk yang disediakan oleh panitia namun banyak juga yang tidak kebagian tempat karena besarnya semangat mereka menonton pertunjukkan ini. Para penonton yang hadir pada malam hari itu sangatlah bervariasi mulai dari yang tua, yang muda, pengamat seni, para mahasiswa, anak-anak, para remaja dan turis mancanegara pun turut hadir dalam acara tersebut.
Acara Ludruk dibuka dengan menampilkan tarian Remo dan Paduan suara para sinden  pria diiringi dengan musik gamelan yang merdu. Penampilan mereka ditunjang dengan lighting yang memukau serta tata panggung yang dibuat sedemikian rupa. Isi cerita yang ditampilkan ludruk biasanya menyangkut kehidupan sehari-hari dan dekat dengan kehidupan rakyat menengah kebawah. cerita ludruk sendiri dibedakan menjadi dua macam. yakni cerita pakem dan cerita fantasi. cerita pakem mengenai tokoh-tokoh terkemuka seperti Cak Sekera dan Sarif Tambak Yoso. Cerita fantasi adalah cerita karangan individual yang menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun cerita yang diangkat dalam Ludruk ini bisa disesuiakan dengan permintaan si penanggap.
Sesuai permintaan si penanggap. Kalau cerita ludruk itu ada yang legenda ada yang karangan belaka. Kadang-kadang bapak sampeyan nanggap armada, ngeten pak jarot kisah kulo mulai alit sampek nggadah yugo nggadah putu niki ngeten ngeten, nah itu saya catat sama sutradara nantinya dibuat cerita” ungkap pak Djarot selaku ketua grup Armada.
            Mengingat kesenian ludruk ini telah banyak dilupakan oleh sebagian besar para generasi muda. Pak Djarot mengungkapkan bahwa grup Armada ini mempunyai prinsip menguri-nguri budaya daerah. Artinya tetap melestarikan budaya ludruk ini sebagai budaya asal jawa timur yang harus tetap dijaga dan diingat sepanjang masa agar generasi selanjutnya bisa menikmati kesenian ludruk ini.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar