Malang, Jawa Timur (26/03/2016) Sebagai
seorang mahasiswa tentunya tidak akan terlepas yang namanya kesibukan, entah
itu kuliah, mengerjakan tugas atau sibuk organisasi. Tidak ada salahnya jika
kita mencari sebuah hiburan yang dapat merilekskan tubuh serta pikiran kita. Salah
satu hiburan yang diselenggarakan di kota malang tempo hari lalu yakni hiburan
yang disuguhkan oleh sekolompok grup kesenian Armada. Bukan sebuah nama grup
band yang menyanyikan lagu-lagu para kawula muda. Melainkan grup ini adalah
sebuah kelompok yang menyuguhkan cerita Ludruk yakni kesenian khas milik Jawa
Timur.
paduan suara para sinden |
Grup
kesenian yang diberi nama Armada ini mulai berdiri pada tanggal 12 Oktober 1975
yang dipelopori oleh bapak Bagor Mustadjab. Usaha beliau memulai usaha
pertunjukkan Ludruk dari panggung ke panggung membuahkan hasil, puncak kejayaan
Ludruk Armada ini terjadi pada tahun 80an, dimana banyak sekali permintaan dari
warga terutama dari suku Tengger daerah Bromo termasuk Malang, Pasuruan,
Probolinggo dan Lumajang. Usaha tersebut terus dirintisnya hingga ajal menjemputnya
sehingga istrinya yakni Eni Suryati menggantikan posisi bapak Bagor. Setelah sang
istri meneruskan perjuangannya kini pemilik dari grup kesenian ini jatuh ke
tangan putranya yang pertama yakni Eros Djarot Mustadjab yang bertahan hingga sekarang
dengan jumlah personil 110 orang.
tarian Remo sebagai pembuka |
Pertunjukkan
Ludruk ini dilaksanakan di suatu tempat di kota Malang yakni di Taman Krida
Budaya. Pertunjukkan dimulai tepat pada pukul 8 malam. Penonton yang antusias
sudah mulai memadati tempat duduk yang disediakan oleh panitia namun banyak juga
yang tidak kebagian tempat karena besarnya semangat mereka menonton
pertunjukkan ini. Para penonton yang hadir pada malam hari itu sangatlah
bervariasi mulai dari yang tua, yang muda, pengamat seni, para mahasiswa, anak-anak,
para remaja dan turis mancanegara pun turut hadir dalam acara tersebut.
Acara Ludruk dibuka
dengan menampilkan tarian Remo dan Paduan suara para sinden pria diiringi dengan musik gamelan yang merdu.
Penampilan mereka ditunjang dengan lighting yang memukau serta tata panggung
yang dibuat sedemikian rupa. Isi cerita yang ditampilkan ludruk biasanya
menyangkut kehidupan sehari-hari dan dekat dengan kehidupan rakyat menengah
kebawah. cerita ludruk sendiri dibedakan menjadi dua macam. yakni cerita pakem dan cerita fantasi. cerita pakem mengenai tokoh-tokoh terkemuka seperti Cak Sekera dan Sarif Tambak Yoso. Cerita fantasi adalah cerita karangan individual yang menggambarkan kehidupan masyarakat sehari-hari. Namun cerita yang diangkat dalam Ludruk ini bisa
disesuiakan dengan permintaan si penanggap.
“Sesuai permintaan si penanggap. Kalau
cerita ludruk itu ada yang legenda ada yang karangan belaka. Kadang-kadang
bapak sampeyan nanggap armada, ngeten pak jarot kisah kulo mulai alit sampek nggadah
yugo nggadah putu niki ngeten ngeten, nah itu saya catat sama sutradara nantinya
dibuat cerita” ungkap pak Djarot selaku ketua grup
Armada.
Mengingat kesenian ludruk ini telah banyak dilupakan oleh
sebagian besar para generasi muda. Pak Djarot mengungkapkan bahwa grup Armada
ini mempunyai prinsip menguri-nguri budaya daerah. Artinya tetap melestarikan
budaya ludruk ini sebagai budaya asal jawa timur yang harus tetap dijaga dan
diingat sepanjang masa agar generasi selanjutnya bisa menikmati kesenian ludruk
ini.